Jika Aku Seekor Ikan Kecil

Aku percaya ikan-ikan menampung banyak rahasia manusia. Mereka mengintip sedikit potret manusia dari celah air. Menyaksikan bagaimana nelayan menabur jala sebagai perangkap sebelum membawanya ke darat.

Hanya butuh beberapa menit untuk menewaskan ribuan ikan saat para nelayan mebekukan mereka dalam kotak berisi es batu. Ikan-ikan itu melepaskan nafas terakhirnya dengan menyadari sepenuh hati bahwa dunia ini fana. Dunia ini hanya sebatas persinggahan menuju yang kekal.

Di antara ikan-ikan yang dibawa nelayan itu, ada yang bertahan hidup dan menyaksikan setiap gerak manusia. Manusia yang buang air besar di pinggir pantai, manusia yang menghanyutkan sampah ke laut tanpa beban, manusia yang beradu mulut saat tawar-menawar ikan, manusia yang berlaku curang dalam jual beli di TPI, dan manusia vegan di pojok sana, yang menampik menyantap setiap daging hewan. Rahasia orang-orang itu ada di tangan ikan.

Kehidupan manusia dan ikan sangat jauh berbeda. Manusia dirundung kesedihan ketika membayangkan dirinya akan mati. Sementara ikan tetap menjalani hari dengan riang walau mereka menyadari hidupnya akan berakhir di penggorengan, di atas piring hias di meja makan.

Maka belajarlah pada ikan tentang kepasraahan. Ikan-ikan terbiasa dengan bising bom laut, pahit racun, kail tajam, dan jaring panjang. Bangkai mereka akan bertebaran di mana-mana: di atas nampan para pedangang di pasar, di dekat pisau besar dapur restoran, di lemari pendingin, di dapur eyang, di warung mbak yu, dan di gerobak akang penjual pentol. Tubuh mereka adalah kabar bahagia bagi lidah-lidah yang kesepian.

Di meja makan, pernahkah kita merenung saat berhadapan dengan sepiring ikan? Bagaimana mereka ditangkap lalu di bawa ke dapur dengan proses yang panjang? Setidaknya ada perasaan aneh bagi kita untuk menyantap sesama makhluk hidup. Setidaknya iba itu dirasakan sekali saja sepanjang usia dalam renungan tentang kehidupan ikan-ikan.

Aku bukan golongan vegtarian dalam jenis dan tingkat apapun. Aku juga tidak bermaksud mengadili penikmat ikan melalui catatan ini. Aku bahkan sering makan ikan. Namun aku terusik untuk mengungkpankan isi hati tentang betapa kanibalnya diri ini membayangkan jika aku berasal dari ikan kecil warna wani dalam stoples berisi air bening. Bagaimanakah jika ikan-ikan itu adalah diriku? Bagaimana?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Nyata dari Pesisir

Mampukah Menjadi Vegetarian?

Renungan Ikan-Ikan